Bukan Menjadikannya Pintar, Melainkan Sadar

by - Agustus 18, 2017

Sebagai orang tua, sepertinya aku terlalu susah untuk tidak berharap supaya anak-anakku menjadi anak yang pintar, kelak. Pada tiap do'a saja, aku selalu meminta 'semoga kelak Yasmin menjadi anak yang pintar'. Dan doa-doa ini aku panjatkan semenjak si kecil masih dalam kandungan. Mungkin orang tua, khususnya Ibu, juga memanjatkan doa yang sama denganku. Ngga hanya aku dowang, gitu. 🙊



Tak ada yang salah dengan harapan para orang tua, karena mereka pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. ❤ Pun dengan doa-doa yang dipanjatkan kepadaNya. Hanya saja dalam kesehariannya, pintar bukan menjadi tolak ukur anak untuk menjadi pribadi yang baik. Dan aku tambah paham tentang ini setelah ikut acara sharing bersama orang tua murid, serta calon orang tua yang diselenggarakan oleh Adzkia Banjarnegarasebuah day careplay group dan Sekolah Dasar yang belum lama berdiri di Banjarnegara.

Bertempat di ruang Kencana, Surya Yudha Park, aku bersama Uutri turut menimba ilmu dari para nara sumber yang kompeten. FYI, aku ikut acara ini karena diajak Uut. Dia termasuk orang tua murid di Adzkia. 😂 😂 Yalaaa...mana aku punya agenda macam ini, Yasmin saja baru berusia 19 bulan, dan aku belum punya rencana untuk ikutin dia ke day care. Masih memanfaatkan Mbah Uti dan ART. 🙊  Tapi ngga ada salahnya ikut acara yang bermanfaat seperti ini.


Mas Aga dan Yasmin, ngga sengaja playdate..😂
Aga, namanya. Dia anak pertama Uut dan baru saja masuk play group Adzkia. Dari ceritanya, Aga cukup banyak perubahan pada sikap setelah masuk Adzkia. Lebih disiplin, katanya. Sebagai teman yang baik, mungkin Uut pingin Yasmin menjadi pribadi yang lebih baik juga kalik, ya. Makanya ngajak aku untuk ikut acara ini. 🙊

Pagi itu, kira-kira pukul 10.30 WIB, acara dimulai. Ada empat nara sumber dan aku lupa namanya kecuali Bu Wulan. Ini pun kalau ngga salah ingat nama. Hahaha. Ngga perhatian banget, ya. Hahaha. Aku inget Bu Wulan saja, karena dapat "oleh-oleh" dari beliau. Eeeh...berarti ini ngga perhatian dengan nara sumber, dong? Eehm...bukan gitu. Ini karena saking banyaknya yang disampaikan. Kebetulan pas Bu Wulan sharing, aku baru mulai fokus. 😂 

Bu Wulan menjadikanku dapat berpikir lebih bijak untuk masa depan anak-anak, kelak. Khususnya lewat kutipan berikut:

"Mendidik anak jangan terpacu untuk membuatnya pintar, tapi buat mereka sadar." 

Kutipan ini sukses tertanam di otakku, asli. Menjadikan anak sadar, ternyata lebih penting ketimbang menjadikannya pintar. Dan ini memang benar. Sejauh memandang, kadang ada sedikit unsur paksaan bila orang tua ingin menjadikan anak pintar. Ya...kalau harapannya goal, ya. Nah kalau ngga? Bisa bikin baper tingkat dewa, tuh. 😂 

Sampai pada praktiknya, ternyata juga lebih asyik menjadikan anak sadar, ketimbang pintar. Menanamkan perilaku tanggung jawab sejak dini, dan mengajarkan disiplin, misalnya. Asli, ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi kami sebagai orang tua karena tanpa disadari, kami akan menjadi role mode bagi anak-anak. Artinya, kami harus bersikap lebih tanggung jawab dan disiplin. Hayoo lhooo. 😂

Terima kasih Bunda Aga, udah ngajak aku ke acara ini. Makasih juga buat Adzkia Banjarnegara. Semoga kurikulumnya tambah berbobot dan menarik! ^_*

You May Also Like

2 komentar

  1. membuatnya sadar bahwa hal yang terpenting dalam hidupnya adalah belajar, belajar apapun termasuk belajar menyadari bahwa dirinya butuh teman untuk hidupnya "sosialisasi". Ngeplaydate seru juga ya, aku kurang ajak anakku ngeplaydate nich

    BalasHapus

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.