Ramadan dan Idulfitri Tahun Ini, Kami Prihatin

by - Juli 06, 2017

"Selamat Idulfitri, Idah. Bagi foto keluarga, dong. Kangen Yasmin, nih!" Aku tersenyum saat membaca pesan dari seorang teman yang dikirim melalui whats app. Akupun segera membalasnya dengan menyentuh ikon lampiran, kemudian mencari foto terkini bersama keluarga. Sampai menemukan jepretan terbaru, aku baru sadar ternyata lebaran tahun ini kami ngga berfoto. Jangankan bersama keluarga, fotoku bersama Yasmin saja ngga ada yang terkini. 😢




Jepretan terkini yang ada di galeri, tuh, foto kondisi Ibu dalam rekaman layar monitor saat masih dirawat di ICU. Aku sengaja memfotonya karena punya niat untuk mengirimkan ke teman untuk sekadar informasi.

Melihat foto tersebut, aku pun lemas seketika. Teringat minggu kedua ramadan, kondisi Ibu sempat drop. Kami memilih rawat jalan sesuai permintaan Ibu. Ngga disangka, pilihan kami ngga tepat karena ternyata kondisi Ibu memburuk sampai akhirnya Ibu jatuh di depan kamarku setelah dari kamar mandi.

Aku panik karena tekanan darah Ibu sebelumnya sempat mencapai dua ratus. Ada kekhawatiran yang teramat. Tepat pukul 2.30 WIB, kami membawa Ibu ke RSUD Hj. Anna Lasmanah. Aku sedikit tenang saat mendengar kabar bahwa tekanan darah Ibu saat itu juga tergolong normal. Artinya, saat Ibu terjatuh bisa jadi tekanan darah sedang normal juga, bukan hipertensi.

Lima hari Ibu dirawat di RSUD, H-7 lebaran. Dokter menyatakan kondisi Ibu sudah membaik, dan diizinkan pulang.

Pulang dari RSUD...

Ibu masih ngga doyan makan, masih agak malas minum juga. Di rumah ngga banyak bergerak, memaksimalkan istirahat. Sore hari, saat Bapak memutuskan untuk buka bersama bareng keluarga besar sembari mendoakan untuk kesembuhan Ibu, keadaan Ibu kembali kurang baik. Sekali, saat sedang bersamaku, Ibu sempat kejang. Durasinya ngga sampai satu menit, setelahnya keluar keringat dingin, dan keadaan kembali normal. Kejang kembali terjadi pukul 22.00 WIB. Sampai akhirnya pukul 23.00 WIB, kami memutuskan untuk membawa Ibu ke RSUD (lagi).

Masuk ICU...

Dokter memeriksa Ibu secara keseluruhan. Ternyata yang membuat Ibu kejang, tuh, karena kurangnya Elektrolit dalam tubuh yang sampai membuatnya lemas, dan denyut jantung ngga normal.

Sampai lebaran tiba, alhamdulilaah keadaan Ibu membaik dan bisa pindah ke ruang perawatan. Btw, kami lebaran di Rumah Sakit. Ini menjadi salah satu hal yang amat menyedihkan. Bahkan sampai H+3 lebaran. Rasanya ngga ada gairah untuk bepergian. Ingin selalu bersama, meski di tempat yang sama sekali ngga kami inginkan. 😡

Wajar banget, kan, kalau aku ngga punya foto keluarga di suasana idulfitri. Foto keluarga dengan pancaran senyum. Foto keluarga, yang lengkap dengan menu masakan khas idulfitri. Jangankan memfoto, aku dan kamera betul-betul jauh. Keinginan untuk memfoto pun ngga ada. 😐

Ramadan dan Lebaran tahun ini, kami betul -betul prihatin. Teriring doa, semoga kami terus diberi kesehatan, dan kekuatan. Begitu juga dengan teman-teman beserta keluarga. Sehat, kuat, dan bahagia selalu, ya. 👪

Maaf lahir dan batin ya, Temans. Masih syawal, ngga ada kata terlambat untuk bermaafan, ya. 😘

You May Also Like

2 komentar

  1. Idaah maaf lahir batin ya. Moga ibu segera pulih kembali. Kalo ortu sakit, emang rasanya ngga bergairah ngapa-ngapain kecuali tetep berada di sampingnya.

    BalasHapus
  2. Maaf lahir batin Idah dan keluarga, Mohon maaf ya, aku enggak bisa mampir. Antara pingin nyambangin semua saudara dan memenuhi tengat waktu pulang ke tempat kerja.

    Ibu sudah lebih baik kan, sekarang. Salam ya buat Ibu

    BalasHapus

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.