Ibu Menyusui Berpuasa, Si Kecil Bisa Diare

by - Juni 13, 2017

"Kan lagi menyusui. Nanti Yasmin bisa diare, lho."

"Apaaaaaaah?" 😲😲

Ibu Menyusui Berpuasa, Si Kecil Bisa Diare. Haaai BuIbu, pernahkah mendengar pernyataan tersebut? Gimana rasanya setelah mendengarnya? Mungkin, BuIbu yang tadinya berniat untuk berpuasa menjadi bimbang, ya. Ragu menjalankan puasa ramadan karena takut si kecil beneran akan diare.

Ini bukan pengalaman pertama aku berpuasa dengan status sebagai Ibu menyusui (BuSui), lho. Ramadan tahun lalu, saat usia Yasmin jalan enam bulan, aku juga ikut puasa. Dan bagiku, saat itu perjuangan banget karena Yasmin masih full ASI, sementara aku kerja sampai sore hari dan tetap berpuasa. Betul-betul musti bisa bagi waktu agar stok ASIP terus stabil.



Ibu menyusi dan memilih untuk turut berpuasa salah satu kuncinya adalah yakin. Memang, untuk menciptakan keyakinan dalam hal ini membutuhkan tekad yang kuat. Bismillaah ngga cukup sekali, dua kali. Pun berdoa untuk kesehatan anak dan diri sendiri. Tak cukup sampai situ, BuIbu juga musti sabar dan kuat bila ada saudara atau tetangga yang terus menghantui dengan pertanyaan atau penyataan yang kurang enak didengar. Uuuh...pokonya harus strong! 🙅

Kekhawatiran Itu Tetap Ada

Kaget saat aku mendengar pernyataan bahwa Yasmin bakal diare andai aku menjalankan puasa ramadan. Jujur, kekhawatiran itu tetap ada. Terlebih yang mengatakan adalah orang yang jauh berpengalaman dan sudah memiliki anak.

Selain diare, ada hal lain yang sempat membuatku khawatir. Adalah kualitas dan kuantitas ASIP. Inilah nikmatnya Ibu pekerja yang masih punya kewajiban untuk menyusui si kecil dan ngin terus memberi ASI ekslusif minimal enam bulan, syukur-syukur bisa sampai dua tahun full ASI.

"Duuh, jangan-jangan produksi ASI berkurang."

"Jangan-jangan, si kecil bakal kurang gizi jika aku tetap puasa."

Dua kekhawatiran di atas mungkin dapat mewakili perasaan BuSui. Wajar banget kalau was was, kok. Untuk buah hati, apalagi anak pertama, ngga sedikit hal yang dapat memicu kekhawatiran bagi BuSui.

Seminggu sebelum ramadan, aku mencoba berpuasa. Bisa dibilang pelatihan. Sehari puasa, sehari ngga. Dua hari puasa, sehari ngga. Sampai akhirnya datang bulan ramadan.

Ternyata apa yang aku khawatirkan alhamdulillaah ngga terjadi. Hasil ASIP tetap stabil meski berpuasa. Kadang-kadang saja hasilnya kurang sepuluh atau dua puluh ml menuju seratus ml saat memerah siang hari. Tetap tenang karena itu hal biasa. Secara, hampir setengah hari ngga minum dan makan, ya.

Memang harus pandai mengatur waktu untuk memerah, dan itu mudah bila ada keinginan yang kuat. Terpenting dapat menerima seberapapun hasilnya. Inilah yang membuatku yakin untuk tetap menjalankan puasa ramadan.

Tapi, Kenapa Bisa Ada Pernyataan yang Tak Enak?

Tentang Ibu menyusui yang tetap berpuasa dan si kecil bisa diare, pernyataan ini mitos dowang atau fakta, sih? 😂

Mungkin begini. . .

Bisa jadi ini karena asupan gizi dalam porsi makan BuSui berkurang. Ya, Ibu menyusui memang disarankan untuk makan makanan yang bergizi supaya nutrisi si kecil dapat terpenuhi lewat ASI dan atau ASIP. Nah, karena berpuasa, asupan makanan BuSui bisa jadi berkurang. Atau, malah sebaliknya. Banyak makan, tapi asal kenyang. Ngga mempedulikan kecukupan gizi.

Makanlah sesuai kebutuhan. Menjaga kualitas makanan sesuai kebutuhan gizi, baik untuk diri sendiri, maupun si kecil. Ngga usah jaim saat buka puasa atau sahur. Supaya kualita ASI atau ASIP tetap baik.

Asupan makanan mempengaruhi kualitas ASI meski ngga 100% karena masih ada camilan padat gizi, atau susu khusus BuSui. Jadi, ada baiknya tetap mengatur pola makan agar ASI tetap berkualitas, si kecil pun tetap sehat.

Jadi, Baiknya Berpuasa atau Tidak?

Ibu menyusui memang mendapat keringanan untuk tidak berpuasa ramadan, semacam dispensasi. Sebagai gantinya, mereka bisa mengganti puasa dilain waktu, dan boleh juga disertai dengan membayar fidyah saat zakat fitrah. Namun jika ada kemauan dan dirasa sehat, baik Ibu maupun Si Kecil, ngga ada salahnya dicoba dulu untuk ikut berpuasa. Selanjutnya, orang tua dapat melakukan evaluasi karena kekebalan tubuh tiap anak berbeda. 👪

You May Also Like

1 komentar

Haai...mohon dimaafkan kalau aku terlambat atau malah ngga balas komentar kalian, ya.